BAHAN DISKUSI MINGGUAN
SEPINTAS
TEKNIK GEOLOGI
O
L
E
H
IPMADO YOGYAKARTA - SOLO :
PEMBICARA : SABINUS PETEGE
NOTULEN : YAFET ADII
MODERATOR : SAMUEL YOBEE
TEKNIK GEOLOGI
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala sesuatu mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat [ fisik dan mekanik ]dan bahan-bahan yang membentuk bumi [ atmosfer, hidrosfer, litosfer,biosfer], struktur[ toktonika, sesar/kekar ], proses-proses yang bekerja [ endogenik dan exogeni], kedudukannya di Alam Semesta[ stratigrafi / hukum-2] serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang[ skala waktu geologi relatif/absolut ]. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek; Karena luasnya bidang-bidang yang dicakup, maka Geologi lazimnya dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu Geologi Fisik dan Geologi Dinamis.
I. Pengertian Geologi
A.Geologi Fisik atau Physical Geology, adalah suatu studi mempelajari tentang sifat-sifat fisik dari bumi, seperti [atmosfer] , [ litosfer], [hidrosfir], [konvoegen dan divergen],[Biosfir].
B.Geologi Dinamis adalah bagian dari Ilmu Geologi yang mempelajari tentang sifat-sifat dinamika bumi. Perubahan-perubahan pada bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang dipicu oleh energi yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang menghasilkan vulkanisma, gerak-gerak litosfir akibat adanya arus konveksi, gempabumi dan gerak-gerak pembentukan cekungan pengendapan dan pegunungan.
Tektonik lempeng [ pemisahan benua ]
II.Cabang‑cabang Ilmu Geologi
Cakupan dari ilmu geologi sangat luas seperti yang tersebut dalam definisinya, yaitu mempelajari bumi seutuhnya. Sehingga untuk memudahkan dalam mempelajari bumi, maka ilmu geologi dapat dipecah menjadi beberapa cabang ilmu yang masing-masing dapat dipelajari sendiri‑sendiri. Cabang‑cabang ilmu geologi semakin bertambah seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
PETROLOGI, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang mencakup mengenai cara terjadinya, komposisi, klasifikasi batuan dan hubungan dengan proses-proses dan sejarah geologinya. Batuan didefenisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu agregrat (kumpulan) mineral yang telah menghablur.
Contoh siklus seklus pembentukan batuan
Tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi batuan. Batuan sebagai agregrat mineral-mineral pembentuk kulit bumi secara genesa dapat dikelompokkan dalam tiga jenis batuan, yaitu:
I.Batuan Beku (Igneous Rock), adalah batuan yang terjadi dai pembekuan larutan silica cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli petrologi dalam mengklasifikasikan batuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila kita dapat menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya.
a. Berdasarkan Genetik :Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
2. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
3. Batuan beku luar (efusif) ,terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.
2. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
3. Batuan beku luar (efusif) ,terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.
b. Berdasarkan Senyawa kimia:Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi:
1. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
2. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% – 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.
3. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-66 %. Contohnya Andesit dan Syenit.
4. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%. Contohnya Granit, Riolit. Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.
2. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% – 52 %. Contohnya Gabro, Basalt.
3. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-66 %. Contohnya Andesit dan Syenit.
4. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 66%. Contohnya Granit, Riolit. Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding yang komposisinya asam.
c. Berdasarkan susunan mineralogi: Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member: min.serba sama, tekstur : dua generasi pembentukan mineral, tekstur afanitik :pembekuan cepat.
Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku adalah : Warna Batuan,Struktur Batuan , Tekstur Batuan , bentuk butir, Komposisi Mineral,Sifat Batuan
II.Batuan Sedimen (Sedimentary rock), adalah material endapan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan dan erosi dari suatu material batuan yang ada lebih dulu, kemudian diangkut secara gravitasi oleh media air, angin atau es serta diendapkan ditempat lain dibagian permukaan bumi baik darat dan laut.
a. Batuan sedimen Klastik: Terbentuknya dari pengendapan kembali denritus atau perencanaan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Dalam pembentukkan batuan sedimen klastik ini mengalami diagnesa yaitu perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen selama dan sesudah litifikasi, mengalami transportasi dan kemudian terendapkan pada lingkungan sedimentasi.
1.Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina, serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sedimen merupakan batuan-batuan lunak, akan tetapi karena proses diagenesis sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.
2.Transportasi dan Deposisi: partikel fluida [angkutan air lebih besar dgn air], partikel sediment gravity flow[ angkutan gravitasi], Litifikasi [kompak], proses diagnesis [ proses fisik, kimia, dan biologi], Metasomatisme[pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik], Rekristalisasi [pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia], Larutan (Solution)
b. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reasi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975).
Klasifikasi Sedimen berdasarkan Koesoemadinata (1981) : Contoh siklus seklus pembentukan batuan
Tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi batuan. Batuan sebagai agregrat mineral-mineral pembentuk kulit bumi secara genesa dapat dikelompokkan dalam tiga jenis batuan, yaitu:
I.Batuan Beku (Igneous Rock), adalah batuan yang terjadi dai pembekuan larutan silica cair dan pijar, yang kita kenal dengan nama magma. Karena tidak adanya kesepakatan dari para ahli petrologi dalam mengklasifikasikan batuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat atas dasar yang berbeda-beda. Perbedaan ini sangat berpengaruh dalam menggunakan klasifikasi pada berbagai lapangan pekerjaan dan menurut kegunaannya masing-masing. Bila kita dapat menggunakan klasifikasi yang tepat, maka kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya.
a. Berdasarkan Genetik :Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur holohialin). contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b. Berdasarkan Senyawa kimia:Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat dibedakan menjadi:
1. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya Dunit dan Peridotit.
c. Berdasarkan susunan mineralogi: Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular member: min.serba sama, tekstur : dua generasi pembentukan mineral, tekstur afanitik :pembekuan cepat.
Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku adalah : Warna Batuan,Struktur Batuan , Tekstur Batuan , bentuk butir, Komposisi Mineral,Sifat Batuan
II.Batuan Sedimen (Sedimentary rock), adalah material endapan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan dan erosi dari suatu material batuan yang ada lebih dulu, kemudian diangkut secara gravitasi oleh media air, angin atau es serta diendapkan ditempat lain dibagian permukaan bumi baik darat dan laut.
a. Batuan sedimen Klastik: Terbentuknya dari pengendapan kembali denritus atau perencanaan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Dalam pembentukkan batuan sedimen klastik ini mengalami diagnesa yaitu perubahan yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen selama dan sesudah litifikasi, mengalami transportasi dan kemudian terendapkan pada lingkungan sedimentasi.
1.Proses Pembentukan Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada sebelumnya oleh kekuatan-kekuatan yaitu pelapukan, gaya-gaya air, pengikisan-pengikisan angina, serta proses litifikasi, diagnesis, dan transportasi, maka batuan ini terendapkan di tempat-tempat yang relatif lebih rendah letaknya, misalnya: di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula sedimen merupakan batuan-batuan lunak, akan tetapi karena proses diagenesis sehingga batuan-batuan lunak tadi akan menjadi keras.
2.Transportasi dan Deposisi: partikel fluida [angkutan air lebih besar dgn air], partikel sediment gravity flow[ angkutan gravitasi], Litifikasi [kompak], proses diagnesis [ proses fisik, kimia, dan biologi], Metasomatisme[pergantian mineral sedimen oleh berbagai mineral autigenik], Rekristalisasi [pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia], Larutan (Solution)
b. Batuan Sedimen Non Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reasi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975).
Klasifikasi Sedimen berdasarkan Koesoemadinata (1981) :
Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :
Golongan Detritus Kasar: diendapkan dengan proses mekanis, Golongan Detritus Halus: golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam, Golongan Karbonat: terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera, Golongan Silika:proses gabungan antara pross organik dan kimiawi , Golongan Evaporit:Proses ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat, Golongan Batubara: terbentuk dari unsur-unsur organik
Faktor-Faktor yang Diperhatikan Dalam Deskripsi Batuan Beku adalah : Warna Batuan,Struktur Batuan[ ada / tidak adanta kekar] , Tekstur Batuan[ klastik atau non klastik] , bentuk butir[Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport (Boggs,1987], Komposisi Mineral,- Sortasi (Pemilahan)
III. Batuan Metamorf (Metamorphic Rock), adalah batuan yang berasal dari suatu batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika (tekanan, temperatur atau tekanan dan temperatur).
.
a.Pembentukan Batuan Metamorf
Batuan beku dan sedimen dibentuk akibat interaksi dari proses kimia, fisika, biologi dan kondisi-kondisinya di dalam bumi serta di permukaannya. Bumi merupakan sistim yang dinamis, sehingga pada saat pembentukannya, batuan-batuan mungkin mengalami keadaan yang baru dari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan perubahan yang luas di dalam tekstur dan mineraloginya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi pada tekanan dan temperatur di atas diagenesa dan di bawah pelelehan, maka akan menunjukkan sebagai proses metamorfisme.
Gambar: memperlihatkan batuan asal yang mengalami metamorfisme tingkat rendah – medium dan tingkat tinggi (O’Dunn dan Sill, 1986).
Gambar 3.11 penampang yang memperlihatkan lokasi batuan metamorf (Gillen, 1982).
b.Pengenalan Batuan Metamorf
Pengenalan batuan metamorf dapat dilakukan melalui kenampakan-kenampakan yang jelas pada singkapan dari batuan metamorf yang merupakan akibat dari tekanan-tekanan yang tidak sama. Batuan-batuan tersebut mungkin mengalami aliran plastis, peretakan dan pembutiran atau rekristalisasi. Beberapa tekstur dan struktur di dalam batuan metamorf mungkin diturunkan dari batuan pre-metamorfik (seperti: cross bedding), tetapi kebanyakan hal ini terhapus selama metamorfisme. Penerapan dari tekanan yang tidak sama, khususnya jika disertai oleh pembentukan mineral baru, sering menyebabkan kenampakan penjajaran dari tekstur dan struktur. Pengenalan batuan metamorf tidak jauh berbeda dengan jenis batuan lain yaitu didasarkan pada warna, tekstur, struktur dan komposisinya.
Gambar 3.12 Berbagai struktur pada migmatit dengan leukosom (warna terang) (Compton, 1985).
1.Struktur Batuan Metamorf : Secara umum struktur yang dijumpai di dalam batuan metamorf dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu struktur foliasi dan struktur non foliasi. Struktur foliasi ditunjukkan oleh adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf, sedang struktur non foliasi tidak memperlihatkan adanya penjajaran mineral-mineral penyusun batuan metamorf.
2.Tekstur Batuan Metamorf: Tekstur yang berkembang selama proses metamorfisme secara tipikal penamaanya mengikuti kata-kata yang mempunyai akhiran -blastik. Contohnya, batuan metamorf yang berkomposisi kristal-kristal berukuran seragam disebut dengangranoblastik. Secara umum satu atau lebih mineral yang hadir berbeda lebih besar dari rata-rata; kristal yang lebih besar tersebut dinamakan porphiroblast. Tekstur Palimpset:Tekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal masih bisa diamati.
3.Komposisi Batuan Metamorf: Pertumbuhan dari mineral-mineral baru atau rekristalisasi dari mineral yang ada sebelumnya sebagai akibat perubahan tekanan dan atau temperatur menghasilkan pembentukan kristal lain yang baik, sedang atau perkembangan sisi muka yang jelek; kristal ini dinamakan idioblastik, hypidioblastik, atau xenoblastik. Secara umum batuan metamorf disusun oleh mineral-mineral tertentu (Tabel 3.13), namun secara khusus mineral penyusun batuan metamorf dikelompokkan menjadi dua yaitu (1) mineral stress dan (2) mineral anti stress. Mineral stress adalah mineral yang stabil dalam kondisi tekanan, dapat berbentuk pipih/tabular, prismatik dan tumbuh tegak lurus terhadap arah gaya/stress meliputi: mika, tremolit-aktinolit, hornblende, serpentin, silimanit, kianit, seolit, glaukopan, klorit, epidot, staurolit dan antolit. Sedang mineral anti stress adalah mineral yang terbentuk dalam kondisi tekanan, biasanya berbentuk equidimensional, meliputi: kuarsa, felspar, garnet, kalsit dan kordierit.
Gambar 3.13 Tekstur batuan metamorf (Compton, 1985).
Yogyakarta 13 Maret 2014
Mengetahui
Pengurus Asrama Dogiyai
Ketua Sekertaris
Yafet Adii Samuel yobee
Disetujui
Badan Pengurus Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai
Yogyakarta dan Solo
Ketua
Damianus Goo
Published by : Unknown | Mari Berbagi
Terimah Kasih telah membaca artikel :Diskusi Sepintas Geologi IPMADO Jog-Lo (Asrama Yamewa Dogiyai Yogyakarta). Yang ditulis oleh Unknown .Pada hariSelasa, 13 Mei 2014. Jika anda ingin sebarluaskan artikel ini, mohon sertakan sumber link asli. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Trimakasih