Apapun pekerjaan yang anda lakukan tidak akan pernah berarti apa-apa jika hanya dikerjakan setengah hati. Totalitas sangat diperlukan manakala kita mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas. Tidak peduli apa profesi anda, entah tukang ojek, mahasiswa, pedagang sayur, tukang cukur, ketua KPK, atau mengkin jadi pembantu rumah tangga di rumah presiden. Semua profesi tersebut akan begitu bermakna dan penuh rasa nikmat ketika meraih hasil jika dikerjakan dengan keseriusan dan kesungguhan.
Sering kali kita terjebak dalam rutinitas belaka. Bekerja hanya seadanya, dengan memenuhi “rukun dan syarat” dan setelah itu selesai. Ketika diberikan pekerjaan atau tugas oleh atasan, guru, dosen maupun orang tua, seseorang kadang hanya mengerjakannya tanpa rasa semangat sedikitpun. Waktu terasa begitu lama, Pikiran kacau, dada terasa sesak, menggerutu, kesehatan terasa sedikit terganggu, apalagi pekerjaan tersebut memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Waktu rasanya ingin dipercepat saja, semua terasa tidak enak, bahkan mungkin senyum manis Agnes Monica akan terlihat kecut (sebenarnya saya agak kurang suka Agnes Monica). Begitulah kondisinya jika pekerjaan dilakukan atas dasar tidak ikhlas dan setengah hati.
Saya ingin bercerita tentang satu pengalaman berharga saya dalam hal pekerjaan. Sekedar ingin berbagi, tanpa sedikitpun berniat menggurui. Beberapa waktu lalu saya sempat bekerja di salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada di Lombok Timur. Suatu ketika saya diberikan tugas oleh atasan yang biasa kami panggil “Pak ketua.” Tugas saya sebenarnya tidaklah terlalu berat, yaitu mengumpulkan informasi tentang sistem tatakelola pengetahuan yang ada di kawasan DAS Pohgading Sunggen yang terdiri dari 8 Desa. Pekerjaan tersebut harus saya selesaikan dalam tenggang waktu sekitar dua minggu.
Setelah semuanya siap, saya langsung terjun kelapangan untuk “mengeksekusi” pekerjaan tersebut. Cukup menyenangkan, dan semua itu saya kerjakan dengan penuh antusias. Berkunjung dari desa ke desa, bertemu dengan tokoh-tokoh masyarakat, berdiskusi, wawancara, minum kopi dan makan jajan yang disuguhkan, ditambah indahnya panorama alam dan aktivitas warga desa yang begitu terasa. Saya semakin bersemangat ketika cerita demi cerita dari tokoh yang ditemui cukup menarik. Apalagi ditambah dengan suasana indah diperjalanan dengan senyuman gadis desa yang terlihat masih “natural” (eheeemm chek..).
Sekitar dua minggu berlalu akhirnya pekerjaan selesai, maka tiba saatnya pekerjaan tersebut harus dilaporkan hasilnya sebagai bentuk pertanggung jawaban. Diluar dugaan, ternyata apa yang saya lakukan selama kurang lebih dua minggu itu tidak begitu berarti ketika dilaporkan. Tidak banyak yang bisa terpakai dari apa yang saya kerjakan, karena dikerjakan tidak dengan kesungguhan, hanya terjebak dalam rutinitas semata. Teguran keras saya dapatkan, berbagai nasehat bermunculan, dan hukuman moralpun akhirnya diputuskan. Dari kejadian tersebut saya berffikir, ternyata apa yang saya pikirkan dan lakukan selama ini keliru. Dari kejadian itu pula saya sadar akan pentingnya totalitas dalam setiap aktivitas yang kita lakukan.
Salah satu ungkapan klasik yang mungkin sering kita dengar adalah ungkapan manjadda wajada yang berarti “barang siapa bersungguh-sungguh maka ia dapat”. Ungkapan ini memang sederhana dan pendek, namun jika dilakukan hasilnya menjadi luar biasa. Banyak sekali diantara orang-orang yang sering menganggap dirinya gagal padahal ia masih belum maksimal dalam berusaha. Sering pula orang-orang seperti itu membunuh semangat dan rasa percaya dirinya dengan mengatakan “aku tidak bisa”. Padahal menurut para motivator kebanyakan, kalimat seperti itu adalah kalimat negatif yang mengarahkan si pengucapnya menjadi benar-benar tidak bisa.
Kegagalan mungkin terasa menyakitkan, namun rata-rata orang sukses menikmati kegagalan dulu sebelum menikmati manisnya kesuksesan. Tidak ada kata gagal sebenarnya, yang ada hanyalah kita terlalu cepat menyerah. Setiap apa yang kita impikan akan terwujud, hanya saja kapan terwujudnya adalah soal waktu, dan itu ditentukan oleh seberapa besar kita berusaha.
Lihatlah betapa besar hasil dari orang-orang yang melakukan sesuatu dengan bersungguh-sungguh. Bill Gates misalnya, sebagai seorang miliarder kelas dunia ia tiadak lepas dari kesengguhan, mengembangkan gagasan dan imajinasinya, demi sesuatu yang spektakuler. Dan kita bisa rasakan sendiri manfaatnya sekarang, berjuta-juta penduduk bumi ini menggunakan produk si kaya ini. Ya Microsoft Corporation, mungkin saja anda juga termasuk diantara para pengguna produk ini. Sampai-sampai seseorang bingung, apakah si Bill Gates ini masuk surga atau tidak atas karyanya yang begitu bermanfaat (disini bukan tempat berdebat tentang hal itu). Kesungguhan lain juga terlihat dari seorang pelawak dalam negri yang tergolong pendatang baru yaitu Entis Sutisna yang akrab disapa “Sule”. Awalnya berprofesi sebagai penjual jagung rebus keliling dikampungnya. Dan siapa sangka, kini ia berpenghasilan hampir satu miliar perbulannya, hmm… sebuah angka yang cukup fantastis.
Dari kedua contoh tokoh sukses tersebut jelas menunjukkan betapa pentingnya kesungguhan alias totalitas. Dua tokoh tersebut merupakan bagian dari banyak tokoh sukses yang melakukan pekerjaannya dengan penuh totalitas. Dalam bidang apapun itu, jadi petani bersungguh-sungguhlah, jadi dokter bersungguh-sungguhlah, jadi maling bersungguh-sungguhlah (eitt yang ini tidak dianjurkan, hehe). Yah itulah manfaat jika semuanya dikerjakan dengan bersungguh-sungguh, hasilnya pasti membanggakan. Tidak pernah ada kerugian bagi orang yang bersungguh-sungguh, karena meskipun gagal dari usaha yang dilakukan pasti ada kebanggaan tersendiri jika dibandingkan dengan mengerjakan sesuatu dengan hanya sekedarnya saja.
Sekian,
Salam semangat..!!
Wassalam.
Source :http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/02/12/totalitas-adalah-sebuah-keharusan-434899.html
Published by : Unknown | Mari Berbagi
Terimah Kasih telah membaca artikel :Totalitas Adalah Sebuah Keharusan…....!. Yang ditulis oleh Unknown .Pada hariKamis, 28 Mei 2015. Jika anda ingin sebarluaskan artikel ini, mohon sertakan sumber link asli. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Trimakasih