Pulau West Papua (foto doc:Ugutopai.D) |
Itu sih kata orang
Bukan tanah emas bagiku
Itu ladang kapitalis, tanah sumber konflik
Nafsu dunia menguasainya
Di mana ada gula di situ ada semut
Hukum yang berlaku pula untuk Kapitalis
Di mana ada emas di situ ada manusia
Manusia beride kapital berwatak expansif
Pribumi bukan apa-apa
di mata mereka
"Itu virus penghambat" kata kapitalis
Harus dimusnahkan demi kelancaran
Di situlah Aku terlahir
Di tanah emas itu
Dengan tangis, air mata, dan darah
Aku dibesarkan
Bunyi senapan, musik penghantar tidurku.
Dukalah pupuk yang slalu menyehatkan emosiku
Jiwa yang patah
Seakan tak terlihat
Di balik tanah yang kaya
Kelaparan akan kabebasan terus menusuk lambung
Namun ku tak bisa berkata-kata "Aku Lapar akan Kebebasan"
Mulutku pun terbungkam
Pita suaraku bagai senjata
Yang akan balik membunuhku
Sedikit saja bersuara, maka nyawaku melayang
Bendungan amarah ini kian tak terbendung
Hampir bocor
Alirannya yang ganas mungkin kan menghantam mereka yang tak bersalah
Hah.. hajar semua. Hibisi sampai ke akar-akarnya
Mereka tidak pernah mengerti aku
Biar mereka sadar, apa yang hari ini kurasakan
Hah...Sudahlah
Mungkin masih ada buah-buah kebebasan yang lain
Yang masih dapat ku raih
Di bawah panasnya kompetisi ambisi
Published by : Unknown | Mari Berbagi
Terimah Kasih telah membaca artikel :Tanah Emas, Tanah Sumber Konflik. Yang ditulis oleh Unknown .Pada hariKamis, 17 April 2014. Jika anda ingin sebarluaskan artikel ini, mohon sertakan sumber link asli. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Trimakasih